Desain Untuk Percetakan
DESAIN UNTUK PERCETAKAN
Hal-hal yang sering diabaikan oleh para desainer grafis pemula yang akan mencetak hasil desainnya :
1.
Lebihan (kalo gak salah dalam bahasa grafika adalah sisiran).
Desainer pemula, sering sekali membuat desain “pres gambar”. Artinya untuk
pesanan media dengan ukuran 20×30 cm, mereka mendesain dengan ukuran yang sama.
Akibatnya setelah dicetak kemudian dipotong, ukuran medianya jadi tinggal 19,6
x 29,6 cm.
Bagaimana seharusnya? Buatlah gambar atau desain dengan diberi kelebihan ukuran 2 mm keliling. Artinya sisi kiri dilebihi 2 mm, kanan 2 mm, atas 2 mm, dan bawah 2 mm. Contoh: Bila kita membuat brosur butuh ukuran jadi A3 atau 29,7 x 42 cm, maka ukuran desain paling tidak 30,1 x 42,4 cm. Begitu seterusnya.
Bagaimana seharusnya? Buatlah gambar atau desain dengan diberi kelebihan ukuran 2 mm keliling. Artinya sisi kiri dilebihi 2 mm, kanan 2 mm, atas 2 mm, dan bawah 2 mm. Contoh: Bila kita membuat brosur butuh ukuran jadi A3 atau 29,7 x 42 cm, maka ukuran desain paling tidak 30,1 x 42,4 cm. Begitu seterusnya.
2. Mode
Gambar/ warna
Gunakan Mode CMYK pada saat mendesain, karena printer apapun memakai mode/tinta CMYK ( Cyan-Magenta-Yellow-Black).
Gunakan Mode CMYK pada saat mendesain, karena printer apapun memakai mode/tinta CMYK ( Cyan-Magenta-Yellow-Black).
Contohnya adalah CorelDRAW!. Program ini walaupun “dimasuki” foto berformat RGB
pun secara otomatis bisa langsung diseparasi. Sementara Program yang lainnya
seperti Adobe Illustrator, Pagemaker, Quark Express, Macromedia Freehand,
InkScape-pun belum bisa melakukan hal yang sama. Tidak tahu lagi kalau yang
versi terbaru ini. Khusus untuk CorelDraw, pun walau bisa melakukan separasi
secara otomatis, tetap sangat disarankan warna maupun foto yang dimasukkan
dalam format CMYK. Paling tidak, pengkonversian mode dilakukan di dalam Program
ini melalui perintah “Bitmap” – “Convert to Bitmap”.
Foto yang dibiarkan berbasis RGB hingga proses film, biasanya menghasilkan warna yang sedikit beda dari yang dalam format CMYK, setelah dicetak.
Foto yang dibiarkan berbasis RGB hingga proses film, biasanya menghasilkan warna yang sedikit beda dari yang dalam format CMYK, setelah dicetak.
3. Tanda
Kres Potong maupun tekuk.
Tanda ini diperlukan, biasanya untuk memberi kode pada tukang potong, bahwa di sisi inilah pemotongan harus dilakukan. Demikian juga dengan kres tekuk, juga sama. Yaitu memberikan kode pada “tukang pisau” agar mengeset posisi pisau tumpul (rit) tepat pada tempatnya.
Tanda ini diperlukan, biasanya untuk memberi kode pada tukang potong, bahwa di sisi inilah pemotongan harus dilakukan. Demikian juga dengan kres tekuk, juga sama. Yaitu memberikan kode pada “tukang pisau” agar mengeset posisi pisau tumpul (rit) tepat pada tempatnya.
4.
Resolusi Gambar
Resolusi yang disarankan adalah minimal 300 dpi. Sedangkan dibawah resolusi itu, biasanya gambar/ foto tersebut kelihatan agak kabur alias tidak tajam.
Resolusi yang disarankan adalah minimal 300 dpi. Sedangkan dibawah resolusi itu, biasanya gambar/ foto tersebut kelihatan agak kabur alias tidak tajam.
5.
Jarak antara Huruf dengan tepi
Maksudnya adalah posisi huruf-huruf dalam paragraf dengan tepian media jangan terlalu dekat. Disini saya sangat sering menemuinya, karena saya pernah magang di usaha Pra-Cetak dan sekarang saya bekerja di sebuah printing. Biasanya baru menyesal, setelah dicetak.
Cuman disini saya hanya mengandalkan pengalaman yang setelah diintisarikan, jadinya ya seperti ini. Tulisan atau paragraf jangan terlalu mepet dengan tepian media. Itu saja. Kecuali dari sejak awal, diniati desain kontemporer, yang betul-betul “nabrak”
Maksudnya adalah posisi huruf-huruf dalam paragraf dengan tepian media jangan terlalu dekat. Disini saya sangat sering menemuinya, karena saya pernah magang di usaha Pra-Cetak dan sekarang saya bekerja di sebuah printing. Biasanya baru menyesal, setelah dicetak.
Cuman disini saya hanya mengandalkan pengalaman yang setelah diintisarikan, jadinya ya seperti ini. Tulisan atau paragraf jangan terlalu mepet dengan tepian media. Itu saja. Kecuali dari sejak awal, diniati desain kontemporer, yang betul-betul “nabrak”
6.
Konversi Huruf
“Convert to Curve”. Perintah dalam program CorelDraw, sebelum difilmkan. Keberadaan huruf di tempat percetakan tidak selamanya sama dengan di tempat kita. Ketika “font not found”, biasanya yang terjadi huruf akan diganti sekenanya, sesuai dengan settingan di program grafis di percetakan. Hasilnya, desain kita jadi hancur terutama pada bagian tata letak tulisannya. Sebaiknya saat kita akan mencetak hasil desain kita, kita harus membawa juga font-font yang kita pakai di dalam desain agar tidak terjadi "Font not found".
“Convert to Curve”. Perintah dalam program CorelDraw, sebelum difilmkan. Keberadaan huruf di tempat percetakan tidak selamanya sama dengan di tempat kita. Ketika “font not found”, biasanya yang terjadi huruf akan diganti sekenanya, sesuai dengan settingan di program grafis di percetakan. Hasilnya, desain kita jadi hancur terutama pada bagian tata letak tulisannya. Sebaiknya saat kita akan mencetak hasil desain kita, kita harus membawa juga font-font yang kita pakai di dalam desain agar tidak terjadi "Font not found".
7.
Warna Hasil tidak selamanya sama dengan Monitor.
Saat bekerja dengan program seperti Freehand, Illustrator, PageMaker, InDesign, warna gambar yang berbasis CMYK selalu tampak “ngejreng” alias norak. Warna-warna jadi tajam. Kalau ini yang terjadi, tidak usah khawatir. Sebab program-program tadi memang membaca mode warna CMYKnya seperti itu. Sebaiknya gunakan tabel warna untuk pewarnaan karena setiap monitor atau spesifikasi komputer berbeda-beda. Bisa saja warna di monitor sudah sesuai dengan keinginan anda tetapi setelah dicetak warnanya berubah.
Saat bekerja dengan program seperti Freehand, Illustrator, PageMaker, InDesign, warna gambar yang berbasis CMYK selalu tampak “ngejreng” alias norak. Warna-warna jadi tajam. Kalau ini yang terjadi, tidak usah khawatir. Sebab program-program tadi memang membaca mode warna CMYKnya seperti itu. Sebaiknya gunakan tabel warna untuk pewarnaan karena setiap monitor atau spesifikasi komputer berbeda-beda. Bisa saja warna di monitor sudah sesuai dengan keinginan anda tetapi setelah dicetak warnanya berubah.
8.
Cek
n Ricek.
Kesalahan yang paling sering terjadi adalah kesalahan penulisan. Entah huruf
yang loncat, atau salah ketik. Kalau ini yang terjadi, tinggal terserah
pelanggannya. Mau terima atau tidak. Kalau tidak terima, ya terpaksa ngganti.
Sangat disarankan, pengecekan tidak dilakukan oleh 1 orang saja. Makin banyak
orang makin bagus.
Mudah-mudahan
bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar